Senin, 30 Mei 2011

Mario Teguh Golden Ways : Diam Tak Selalu Emas

Sesuatu yang baik itu sudah dipastikan banyak biayanya, tetapi sebaiknya biayanya itu bukan dengan mengorbankan banyak orang, karena tidak bijaknya beberapa orang. Berbicara salah itu bukan berbicara, melainkan cari masalah. Dan cara mengerti kita untuk melihat orang tidak jujur, hanya dengan mengundang mereka berbohong lagi.

Berbicara adalah proses peningkatan nilai. Kalau berbicara peningkatan nilai, berarti orang ini baik, tujuan-tujuannya besar, rencananya sungguh-sungguh dan sedang berupaya menemukan cara-cara yang tepat.


Berbicara itu harus meningkatkan nilai, dan sebaik-baiknya peningkatan itu adalah yang meningkatkan nilai orang lain.

Ada orang yang kalau berbicara berupaya meingkatkan nilainya sendiri. Perhatikanlah di TV bagaimana orang yang harusnya berbicara jelas, berbicaranya pelan sekali. Ini bukan peningkatan nilai kepada siapapun, melainkan kesan pengurangan mengenai kecerdasan.n kesan pengurangan mengenai kecerdasan.

Jadi jangan tingkatkan nilai dalam bicara, karena kita ingin kelihatan tinggi. Maka tinggikanlah orang lain, tugas untuk meinggikan diri kita adalah tugas Tuhan.

Kalau orang bicara, lalu hanya membuat orang marah, sebaiknya dia diam. Kalau marahnya ini bernilai besar, maka dengan dia diam akan menyelamatkan keluarnya biaya. Sehingga orang yang kalau berbicaranya merusak, akan bernilai emas diamnya. Karena banyak orang tidak tahu mau berbicara apa, lalu berbicara untuk menunjukan bahwa dia tidak tahu apa yang harus dikatakan.

Tetapi kalau orang itu diam, menyebabkan kesalah pengertian dan perusakan, maka dia harus bicara. Orang ini harusnya bicaranya senilai emas. Dia akan membatalkan kerusakan yang terjadi karena dia diam.

Tetapi kalau dia telah melihat kerusakan karena dia diam, dan terus melanjutkan diam, maka ada sesuatu yang harus diperbaiki.

Tuhan tidak suka kita bingung, jadi Tuhan langsuung menggunakan cara yang kita gunakan untuk merendahkan, sebagai cara untuk memberitahu kita.

Kalau orang menggunakan uang, untuk menurunkan kebaikan, maka dia akan diturunkan uang. Kalau dia berebut kekuasaan lalu menggunakan cara tidak baik yang menurunkan kebaikan, maka dia akan diganggu kekuasaannya. Wanita yang Jaim sekali, yang takut kelihatan tidak cantik, kalau dia melukai kebaikan, maka akan dilukai citranya.

Itu pemberitahuan jelas sekali. Sehingga jangan banggakan sebuah kualitas, untuk menapikan kebutuhan kita terhadap kebaikan. Karena itu yang digunakan oleh Tuhan untuk menurunkan derajat kita.

Sebagai ilustrasi, jika ada pemain bola sehebat apapun, kalau dibanding penonton dan komentator, terkesan lebih hebat penonton/komentator.

Sehingga kita dibuat terheran-heran, kalau ada orang membuat penjelasan salah, kemuadian orang lain marah, dia membuat penjelasan untuk lebih salah lagi.

Semua itu disebabkan dia tidak melihat kesalahannya, sementara kita melihatnya. Mengapa ini terjadi?, karena banyak orang berfokus pada yang dianggapnya benar. Tidak melihat bahwa kebenaran seseorang itu hanya kalau bisa diterima orang banyak.

Itu sebabnya bergaulah, karena semua kualitas diuji dengan pergaulan. Pergaulan itu tidak menganggap diri lebih tinggi dari orang lain.

Banyak orang karena jabatannya tinggi, menganggap semua orang yang dibawahnya tidak pandai. Dalam kenyataannya, tak terkecuali dalam jajaran pemerintahan, banyak orang-orang biasa lebih pandai daripada para pejabat. Buktinya sekarang banyak orang-orang yang disebut pejabat, dinasehati oleh orang biasa.

Sesuatu yang baik itu sudah dipastikan banyak biayanya, tetapi sebaiknya biayanya itu bukan dengan mengorbankan banyak orang, karena tidak bijaknya beberapa orang.

Berbicara salah itu bukan berbicara, melainkan mencari masalah. Dan cara mengerti kita untuk melihat orang tidak jujur, hanya dengan mengundang mereka berbohong lagi.

Jadi bagi kita yang waras, damailah tetapi dengan tetap membuat keputusan yang tegas. Jangan lagi kita salah berharap dari penampilan.

Jangan salah menghitung, karena melihat manisnya orang bicara, atau karena obralan janj-janji. Berpihaklah pada yang logis, karena kejujuran itu adalah bahasa yang paling mudah.

Jadi kalau ada orang yang tidak bisa bicara mudah, mengenai sesuatu yang seharusnya jujur, orang itu pasti tidak jujur.

Maka berhentilah membuktikan bahwa dia tidak jujur. Putuskanlah memang dia tidak jujur, maka urusan akan selesai. Mendengarkan orang yang tidak jujur bicara, akan membuat kita semakin marah.

Sebagian orang memang ditutup pengertiannya oleh Tuhan untuk tidak mengerti bahwa dia salah. Yang mengerti orang salah itu adalah yang anggun.

Kita mau membangun kehidupan berbangsa yang baik. Malu kita mendengar orang-orang yang kecil mencerca orang-orang yang besar, dan pemberitaannya disiarkan di berbagai media di negara lain.

Kalau berbicara itu memperbaiki keadaan, maka berbicaralah. Kalau dengan anda berbicara membuat tidak damainya orang banyak, maka sebaiknya diam.

Keletihan kita dalam hampir dua minggu ini, adalah upaya membetulkan orang salah. Hal ini tidak akan berhasil. Karena siapa saja yang sudah lama melakukan kesalahan, yang sudah lama bergaul dengan orang-orang buruk dan berhutang keburukan, sangat luar biasa kalau dia mengaku dengan cepat bahwa ‘ya… saya salah’, ‘ya… saya telah berlaku tida amanah’.

Jangan betulkan orang, undanglah dia untuk jadi orang baik. Berlakulah santun, jangan buat orang yang anda betulkan itu, anda buat memusuhi anda.

Sampaikanlah ini “Pak, kan Anda tidak ingin, jika anak Anda nanti jadi orang-orang tidak jujur toh’, ‘ kan lebih damai jika dulu anda memutuskan dengan baik toh’,’ dan akan selalu ada waktu untuk memulai berlaku baik sekarang’.

Jadikanlah diri anda sebagai awal kebaikan dengan diam, kalau salah bicaralah. Atau berbicaralah jika memperbaiki. Pantaskanlah kedudukan anda dengan derajat anda.

Ada orang yang diamnya untuk berfikir, tetapi yang lebih parah adalah orang yang bicaranya dipakai untuk berpikir. Dia ini kelihatan tidak terlatih dalam jalan-jalan pemikiran kepemimpinan.

Seorang pemimpin itu harus mempuanyai kualitas yang pantas bagi kedudukannya. Sangat tidak pantas, kalau menunjuk orang hanya karena dia tua, pangkatnya tinggi, ditunjuk sebagai pejabat. Kita harus taruh orang yang berkualitas ditempat yang penting bagi kebaikan 230 juta jiwa orang Indonesia.

Harusnya sudah berhenti masa dimana orang yang tidak amanah memimpin orang banyak. Tapi kita yang memilih menempatkan berdasarkan kriteria-kriteria palsu. Jangan lagi buat kesalahan yang sama.

Diam itu bisa menjadi emas, kalau kita diam itu menghindarkan dari yang melukai orang. Diampun ada caranya, yang paling baik adalah diam yang menunjukan hormat.

Ada yang berbicara dengan gerakan tangan seperti orang berdo’a, dan berdo’a menurut ukurannya. Tetapi ada juga yang berdo’a sudah tidak khawatir dengan ukurannya, dia serahkan ukurannya terserah Tuhan. Atau berbicara dengan gerakan tangan seperti yang memegang hati.

Bisa dibayangkan jika orang berbicara dengan gerakan tangan seperti yang memegang hati. Diam dengan sorotan mata dan wajah yang tersenyum, mengangguk yang dalam untuk yang dikatakan orang, itu diam yang indah dan penuh hormat.

Rencana-rencana rahasia anda adalah menjadikan diri anda besar. Sehingga anda bicara dari sudut pandang yang tidak bisa dibantah orang.

Suami yang tidak berlaku berwibawa didepan istrinya, setinggi apapun pangkatnya didepan anak buahnya, dia akan diperlakukan rendah. Maka suami tidak boleh bercanda tidak karuan, mengatakan kata-kata yang tidak ada gunanya atau tidak menjaga pandangan, sehingga istri tidak melihat dia sebagai orang besar.

Jadi dalam rencana-rencana rahasia anda, jadilah pribadi orang besar, orang-orang yang menolak anda itu karena melihat ukuran anda sebanding, sehingga anda tidak punya nilai dengar.

Banyak penjabat yang ketika berbicara ditinggal tidur andak buahnya, ditinggal ngobrol, atau ditinggal sms-an, karena dia tidak punya nilai dengar.

Bisa dibayangkan kalau bicara saja tidak didengarkan apalagi diam. Kalau begitu dalam rencana-rencana besar anda, besarkan diri anda.

Kalau ada laki-laki yang pendiam, pemarah, dan suka menyiksa istrinya, pasti dia seorang pria yang sedang tersiksa. Tersiksa karena pangkatnya yang rendah, pendapatannya yang kecil, penghormatan lingkungannya yang kecil. Sehingga dia harus tampil gagah didepan orang yang menghambakan hidupnya baginya. Wanita itu kalau menikah dengan pria lain mungkin lebih dimuliakan.

Masalah apapun, fitnah apapun, ketidak patutan, diabaikan dan sebagainya, jadilah orang hebat. Kita akan tetap bisa berhasil, walaupun istri kita tidak baik, atasan tidak baik, anak tidak baik, tetangga tidak baik, ataupun pemimpin tidak baik. Abaikanlah semua ini, mudah-mudahan setelah kita berhasil, mereka lebih hormat.

Apalagi jika istri anda, anda sayangi dan muliakan, sehingga dia memuliakan anda. Apabila anda gunakan anak-anak sebagai tenaga, bagi upaya anda. Sangat tidak bijak apabila hanya bertengkar dengan satu orang saja, kehidupan anda berhenti. Kalau jadi orang yang kuat, abaikan semua itu, berhasil-lah apapun masalah anda.

Cara terdekat untuk memperbaiki rejeki keluarga adalah meningkatkan kualitas kasih sayang pada keluarga. Semakin indah hubungan kasih sayang dalam keluarga, maka akan semakin mudah kebaikan datang menghampiri rumah ini. Karena tujuan dari semua keberhasilan adalah pulang ke rumah dengan perasaan damai. Pulang ke rumah dengan perasaan damai itu tidak bisa anda bayangkan, terjadi pada keluarga yang bicaranya saling kasar.

Diam itu tidak selalu emas, kalau bicaranya harus mengutarakan kasih sayang. Jadi meskipun ini bukanlah sebuah hukum, bagimana kalau kita menjadikan patokan semua ini bagi diri, orang yang lebih terbuka kasih sayangnya kepada keluarganya, akan lebih mudah terbuka pintu-pintu kebaikan bagi dirinya.

Mulailah dengan mengatakan sayang pada anak dan pada istri anda. Lebih terbukalah mengenai perasaan sayang anda kepada keluarga, karena keluarga adalah tempat dibangunnya kualitas kepemimpinan. Sehingga anda akan lebih mudah melihat kepada orang yang anda layani dengan perasaan sayang yang sebanding.

Diam yang bernilai emas itu dalam ilmu bicara disebut keheningan yang ditaroh dalam tempat yang pas. Jadi orang yang tidak terlatih bicara, itu akan menaruh diam di tempat yang salah. Karena tidak terlatih, berarti bahasa-nya sulit.

Pada bahasan awal disebutkan kejujuran adalah bahasa yang paling mudah. Jadi harusnya orang jujur akan mudah bicara, termasuk mudah diam.

Sehingga orang yang diam pada saat dia harus bicara, dipertanyakan kejujurannya.

Semua keterampilan dalam hidup itu membutuhkan latihan. Berarti berlatihlah. Itu sebabnya kalau kita belum tahu pasti itu benar atau salah, pastikan anda menyampaikannya dengan penghormatan dan kasih sayang. Sehingga kalau kita salah, kita mudah diperbaiki atau dimaafkan.

Kalau kita kasar, dan ternyata kemudian salah, kita bisa mendapatkan perlakuan yang tidak baik.

Kalau kita bicara, berbicaralah yang bisa meningkatkan nilai orang lain. Kalau kita diam, karena kita mengijinkan orang lain meningkatkan nilainya, ijinkan orang bicara, anda diam dulu.

Anjurannya, Kalau kita harus bicara atau kalau mau bicara, cari apakah orang yang didepan anda ini, bisa anda bantu untuk bisa lebih percaya diri, merasa lebih hormat kepada dirinya, menemukan dirinya yang harus dihormati lebih. Cari cara untuk menemukan dia lebih mulia, lalu berbicaralah.

Setiap kali anda mau berbicara, berbicaralah dengan niat memuliakan orang. Lalu perhatikan apa yang terjadi.

Sumber : Salam Super

Tidak ada komentar:

Posting Komentar